Guru Butuh Umpan Balik dari Murid

Dalam bukunya “Mengelola Konflik”, Simon Fisher dkk mengatakan bahwa “Seandainya kita bertindak, dan terus bertindak dalam suatu situasi tanpa pernah berhenti, kita akan segera menyadari bahwa semakin lama kita semakin menjadi kurang efektif sampai suatu saat kita tidak mungkin lagi melanjutkannya. Kita mulai memahami bahwa pekerjaan kita sangat bergantung pada umpan balik dari orang-orang yang bekerja sama dengan kita dan hidupnya ingin kita pengaruhi.
Kita tidak membuat prosedur khusus untuk memastikan bahwa proses pendidikan berlangsung dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi dalam mengelola konflik, kita harus membuat rencana khusus, karena jika tidak, maka proses belajar tidak akan berjalan memadai.”
Guru harus “melek” teknologi
Begitu pun seorang guru yang ingin menjadi efektif dalam mengajar, juga bergantung pada umpan balik peserta didiknya. Sebagai seorang guru tentunya kita dituntut untuk kreatif, menyenangkan dalam mengajar sehingga bisa menjadi ‘idola’ buat murid-muridnya, dan tentu saja selalu mengikuti perkembangan jaman. Tak lucu kiranya jika seorang guru pada saat ini tidak paham akan teknologi sementara murid-muridnya setiap saat bergelut dengan canggihnya teknologi.
Remaja yang dalam hal ini adalah sebagai pelajar, saat ini semakin akrab dengan segala hal berbau teknologi. Hal paling sederhana adalah penggunaan fasilitas laptop dan internet yang sudah sangat familiar bagi remaja. Bahkan tak jarang dalam jam-jam belajar pun mereka menggunakannya.
Tentu saja guru tak boleh ketinggalan. Menjadi makanan pokok kiranya bagi para guru untuk mampu mengoperasikan hal-hal sederhana berkaitan dengan dua hal (laptop/computer, dan internet) tersebut. Penggunaan program sederhana dalam pembelajaran seperti Microsoft word maupun power point tentunya sudah bukan barang asing lagi bagi guru saat ini.
 Tak jarang, murid justru lebih mahir mengoperasikannya dibanding si guru. Bahkan terkadang kita sebagai guru dibuat tak berdaya dengan “keisengan” murid kita dengan kemahirannya berteknologi informasi. Sebutlah yang masih dan sedang marak di kalangan remaja bahkan orang kebanyakan saat ini adalah ‘akun facebook maupun twitter’. Banyak remaja yang notabene adalah pelajar sangat menggandrunginya dan menjadikannya sebagai ‘makanan sehari-hari’. Seringkali hal itu mengalahkan aktifitas belajar sehingga membuat guru dibuat jengkel karena pelajaran yang diajarkannya dinomor-sekian-kan oleh murid hanya karena facebook, dan mungkin kita ingin menghukum murid kita karena hal tersebut. Maka benar kiranya jika seandainya kita bertindak, dan terus bertindak dalam suatu situasi tanpa pernah berhenti, kita akan segera menyadari bahwa semakin lama kita semakin menjadi kurang efektif sampai suatu saat kita tidak mungkin lagi melanjutkannya. Kita mulai memahami bahwa pekerjaan kita sangat bergantung pada umpan balik dari orang-orang yang bekerja sama dengan kita dan hidupnya ingin kita pengaruhi.
Manfaatkan teknologi informasi untuk pengganti maupun pelenngkap pembelajaran
Mungkin kita sebagai guru justru bisa menggunakan hal tersebut sebagai media interaktif belajar mengajar kita dengan para murid. Sebagai contoh misalkan setiap murid dalam kelas kita diminta membuat rangkuman atau essay yang harus diunduh atau dibagi lewat akun facebook mereka dan penilaian akan dilakukan dari kualitas kiriman lewat akun mereka tersebut. Tentu saja materi disesuaikan dengan pokok bahasan yang sedang dibahas di kelas. Dengan demikian, kita tidak perlu jengkel dengan keisengan murid kita ber-facebook atau twitter- ria, tapi kita juga bisa memanfaatkan teknologi tersebut untuk pembelajaran kita. Jadi bukan tindakan ekstrim dengan hukuman atau tugas berat untuk para murid, tapi kita coba masuki dunia yang mereka senangi saat ini sebagai strategi mengajar kita. Jadi, kita tidak harus selalul ber-action tetapi perlu kita berfikir sejenak dan bertindak dengan pla mereka dengan memanfaatkan kesenangan murid untuk bisa memenuhi target pembelajaran. Layakkah ini kita coba?

Share
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment